PRESS
RELEASE ELPPAMAS
TTG
KAPOLRES BINJAI
Langkat:
Direktur Eksekutif LSM Elppamas (Lembaga Pemberdayaan dan Pengembangan
Masyarakat Sipil), Drs. Jamalludin Sitepu, M.A., menegaskan bahwa ia mendukung sikap dan
program Kapolresta Binjai, AKBP Musa Tampubolon, untuk memberantas premanisme
dan perjudian di wilayah hukum Kota Binjai dan beberapa kecamatan di Kabupaten
Langkat, seperti Kecamatan Selesai, Sei Bingei, dan Binjai, yang menjadi areal
tanggungjawab Kapolresta Binjai di bidang penegakan hukum. “Teruskan saja
program-program Pak Kapolres Binjai untuk memberikan rasa aman kepada warga.
Jangan takut kepada preman. Masak alat negara takut sama preman?, kata
Jamalludin Sitepu kepada media massa ini lewat press releasenya.
Menurut
Jamalludin Sitepu, dukungan ini ia berikan kepada Kaporesta Binjai, AKBP Musa
Tampubolon, karena beberapa terakhir ini tuntuan dari beberapa elemen
masyarakat agar AKBP Musa Tampubolon segera mundur sebagai Kapolresta Binjai
semakin kuat. Tuntutan mundur ini disebabkan oleh skenario kampanye gelap yang
diarahkankan kepada Kapolresta Binjai.
Jamalludin
Sitepu juga mengatakan bahwa temuannya dilapangan bahwa aksi premanisme makin
menjadi-jadi di Langkat Hulu sudah pernah ia sampaikan ke publik lewat media
massa hampir setahun yang lalu. Ia berpendapat bahwa respon Kapolresta Binjai
dan jajaran di bawahnya tidak maksimal. Para preman yang bersembunyi dibalik
seragam Ormas/OKP tertentu ini telah banyak membuat resah warga Para preman ini
melakukan pemerasan uang rakyat dan kemudian menghabiskan uang itu untuk berfoya-foya di
meja judi, kompleks pelacuran,kafe-kafe alkohol, pesta sabu, beristri banyak ataupun
“dicuci” untuk modal bisnis (money laundering).
Jadi,
kata Jamalludin Sitepu, Kapolresta Binjai diminta dalam memberantas preman dan
premanisme ini tidak bermain-main atau sekedar hiasan belaka untuk laporan
kepada Kapoldasu. Pemberantasan premanisme, perjudian, dan narkoba di wilayah
hukum Polresta Binjai haruslah dilaksanakan secara “full (penuh), tidak
setengah-setengah. Warga masyarakat sudah cukup sakit dibuat para preman ini
kata Jamalludin Sitepu. Nanam padi, jagung, kayu, dagang, atau usaha apapun
kena “uang keamanan/uang pajak” oleh para preman ini. Akibatnya harga-harga
hasil produk para petani dikurangi oleh para pedagang/toke yang membeli hasil
bumi para petani. Para petani yang
bekerja keras, para preman yang memanennya.
Tp sering juga kita dengar di masyarakat istilah "preman/bandit berseragam".
BalasHapusApa maksudnya ya...?
hukum mati para preman kalau aparat gak berani mending jangan jadi aparat jadi keparat aj.
BalasHapus